PERENCANAAN PENGAJARAN MATERI 1

PERENCANAAN PENGAJARAN

Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misal :
a. Persiapan sebelum mengajar
b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c. Tingkat intelegensi siswa
d. Materi pelajaran yang akan disampaikan
Faedah perencanaan :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
Bagaimana cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ?

Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai tugas yang di sebutkan tadi :
1. Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain :
Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab atau diskusi

6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan
Ada beberapa jenis alat evaluasi disini yaitu : Bentuk test apakah test tertulis maupun test lisan.

Jenis- jenis perencanaan
1. Menurut Besaran : a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencanaan Mikro
2. Menurut Telaahnya : a. Perencanaan Strategi
b. Perencanaan Manajerial
c. Perencanaan Operasional
2. Menurut Jangka Waktunya : a. Perencanaan Jangka Panjang
b. Perencanaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek

Tujuan Pembelajaran
I. Tujuan pembelajaran terbagi atas 2 bagian :
a. Tujuan pembelajaran umum
b. Tujuan pembelajaran khusus
Kriteria : 1. Harus menggunakan istilah- istilah yang operasional
Spt : menuliskan, menyebutkan, menghitung, membedakan, dsg.
2. Harus dalam bentuk hasil belajar
Adalah Menggambarkan hasil belajar yang diharapkan pada diri siswa setelah ia menempuh segala KBM atau dengan kata lain hasil apa yang sudah diperoleh setelah ia mempelajari suatu pokok bahasan.
3. Harus berbentuk tingkah laku dari para siswa
Artinya Setelah siswa mempelajari pokok bahasan tsb adanya perubahan pengetahuan tentang materi pelajaran.
4. Hanya meliputi satu jenis tingkah laku
Adalah Kemampuan yang dimiliki oleh siswa cukup hanya terbatas saja.

II. Mengembangkan Evaluasi
Yang harus dilakukan dalam mengembangkan evaluasi;
a. Perlu ditentukan jenis- jenis test yang harus di buat
b. Mengembangkan alat evaluasi

Perencanaan Desaign Instruksional
Penyusun PDI di desaign untuk menjawab pertanyaan :
1. Apa yang menjadi tujuan pembelajaran
2. Bagaimana prosedur dan sumber- sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa hasil belajar yang dihasilkan telah tercapai.

Evaluasi Pendidikan Jasmani SD

Materi
Evaluasi Pendidikan Jasmani SD

----------------------------------------

----------------------------------------

Psikologi Olahraga

Materi
Psikologi Olahraga

----------------------------------

-----------------------------------

Interaksi Belajar Mengajar

Materi
Interaksi Belajar Mengajar

--------------------------------------------


--------------------------------------------

Pertumbuhan & Perkembangan Peserta Didik

Materi

Pertumbuhan & Perkembangan Peserta Didik



-------------------------------------

................................................................

Psikologi Pendidikan Jasmani

Materi
Psikologi Pendidikan Jasmani

.....................................................

Pengantar psikologi

TINJAUAN MATA KULIAH
A. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas dan menganalisa masalah kejiwaan, baik individu maupun sosial yang dapat mempengaruhi perilaku belajar di masyarakat

B. KEGUNAAN
Kegunaan mata kuliah ini adalah sebagai penuntun untuk bertingkah laku sehari-hari dalam masyarakat khususnya dalam kegiatan belajar dan mengajar.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Tujuan instruksional umum dari perkuliahan ini adalah pada akhir tatap muka perkuliahan mahsiswa dihrapkan dapat menganalisa masalah-masalah kejiwaan yang terjadi dalam masyarakat.

D. SUSUNAN BAHAN AJAR
Susunan perkuliahan dimulai dari bab I yang membahas mengenai pengertian, kedudukan dan metode-metode ilmiah dalam psikologi, bab II mengenai manusia dan lingkungannya, bab III mengenai penggolongan psikologi, bab IV mengenai penginderaan, bab V mengenai gejala pengenalan (kognitof) perhatian, reproduksi dan asosiasi, bab VI mengenai ingatan, bab VII mengenai berpikir, bab VIII mengenai intelegensi, bab IX mengenai perasaan dan emosi, bab X mengenai intelegensi, bab XI mengenai motif, bab XII mengenai aliran-aliran modern dalam psikologi dalam, dan bab XIII mengenai psikologi kesadaran, yang non indrawi, behaviorisme dan Gestalt.

E. PETUNJUK CARA MEMPELAJARI
Dalam memepelajari buku ajar ini diharpkan mahasiswa juga membaca buku yang direkomendasikan dalam daftar pustaka. Karena daftar pustaka tersebut yang menjadi acuan dalam penyusunan buku ajar ini. Dengan membaca buku yang direkomendasikan tersebut diharapkan mahasiswa akan mempunyai pemahaman yang lebih mendalam mengenai factor-faktor kejiwaan yang menyebabkan munculnya tingkah laku.












BAB I
PENGERTIAN, KEDUDUKAN DAN METODE-METODE ILMIAH
DALAM PSIKOLOGI

A. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas secara khusus mengenai pengertian psikologi, tingkah laku manusia, letak psikologi dalam sistimatika ilmu, hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain, metode-metode penyelidikan dalam psikologi.
Bab I ini bisa menjadi panduan bagi mahasiswa untuk memahami pengertian dasar dari psikologi, yang akan menjadi dasar untuk memahami bahan selanjutnya.
Tujuan instruksional khusus bab I setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari psikologi
2. Menjelaskan kedudukan psikologi dalam sistimatika ilmu
3. Menjelaskan hubungan psikologi dengan ilmu lain
4. Menjelaskan metode-metode penyeledikan yang dipakai dalam psikologi

B. PENYAJIAN
1. Pengantar
Psikologi berasal dari kata Psyche yang artinya jiwa dan kata logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Psikologi sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat ilmu jiwa.
Beberapa ahli berpendapat bahwa psikologi berbeda dengan ilmu jiwa. Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal tiap orang, digunakan dalam artian luas. Sedangkan psikologi merupakan istilah “ilmu pengetahuan” suatu istilah yang “scientific” yang menunjukkan kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah. Ilmu jiwa dipergunakan dalam arti luas daripada psikologi. Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga khyalan dan spekulasi mengenai jiwa. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode ilmiah dan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Sebagai suatu ilmu psikologi merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, dengan melalui penelitian ilmiah yang dijalankan secara sistematis, terkontrol berdasarkan atas data empiris.

2. Pengertian Psikologi
Psikologi merupakan ilmu tentang jiwa oleh karena itu pengertian dari psikologi tidak bias lepas dari pengertian jiwa itu sendiri. Jiwa menurut Ki Hadjar Dewantara adalah Kekuatan yang menjadi penggerak manusia, tanpa adanya jiwa maka manusia tidak hidup. Ki Hajar Dewantara secara rinci mendefinisikan jiwa sebagai:
a. Kekuatan yang menyebabkan hidup manusia
b. Menyebabakan manusia dapat berpikir, berperasaan dan berkehendak
c. Menyebabkan orang mengerti atau insaf akan segala gerak jiwanya.
Jiwa sebagai Kekuatan hidup (levens beginse) atau sebabnya hidup dikemukakan juga oleh Aristoteles, yang memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsure kehidupan, tiap mahluk hidup mempunyai jiwa baiak itu manusia, hewan dan tumbuhan berjiwa atau beranima. Terdapat 3 macam anima, yaitu:
a. Anima vegetative, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai kemampuan untuk makan, minum dan berkembang biak.
b. Anima sensitivita, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada kalangan hewan yang disamping mempunyai kemampuan seperti pada anima Vegetative, juga mempunyai kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu dapat mengamati, dapat menyimpan pengalaman-pengalamannya.
c. Anima intelektiva, yaitu yang terdapat pada manusia, selain mempunyai kemampuan seperti pada hewan juga mempunyai kemampuan berpikir dan berkemauan.
Menurut Aristoteles, anima yang lebih tinggi mencakup sifat-sifat dan kemampuan yang dimiliki oleh anima yang lebih rendah.
Pengertian psikologi menurut Wundt adalah merupakan ilmu tentang kesadaran manusia, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Woodworth dan Marquis (1957) berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu. Menurut Branca (1964) psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku, dan dalam hal ini menyangkut tingkah laku manusia. Branca menyatakan Psychology is the science of human and animal behavior. Para ahli psikologi mempelajari tingkah laku hewan tetapi hasilnya adalah untuk mengerti keadaan manusia.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas, dimana tingkah laku serta aktivitas tersebut sebagai manifestasi hidup kejiwaan.

3. Tingkah Laku Manusia
Tingkah laku atau aktifitas yang ada pada individu tidak timbul dengna sindirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus atau rangsang yang mengenainay. Tingkah laku atau aktifitas merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang menegenainya, hal itu dapat diformulasikan sebagai R = f (S, O). R adalah respon, f = fungsi, S = stimulus dan O = organisme. Formulasi ini berarti bahwa respon merupakan fungsi atau bergantung pada stimulus dan organisme (Woodworth dan Schlosber, 1971). Formulasi tersebut selanjutnya disempurnakan lagi menjadi R = f (S, A). Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa sesuatu telah ada dalam organisme akan ikut berperan memberikan respon, misalnya sesuatu yang pernah dipelajari oleh individu tersebut. Dengan kata lain pa yang telah ada terdhulu dalam organisme, yaitu anteseden atau disingkat dengan A.
Formulasi lain mengenai tingkah laku adalah B = F (E, O), dengan pengertian B = behavior atau tingkah laku, f = fungsi, E = environment atau lingkungan.

4. Letak Psikologi Dalam Sistimatika Ilmu
Ilmu yang tertulis adalah filsafat, pada awalnya ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat termasuk psikologi. Tetapi kemudian disadari bahwa hal-hal yang berhubungan dengna kehidupan ilmu pengetahuan alam misalnya memisahkan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri (Marx, 1976). Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan alam membutuhkan hal-hal yang bersifat obyektif dan bersifat positif dan hal ini tidak dapat dicapai dengan menggunakan filsafat. Demikian pula psikologi akhirnya memisahkan diri dari filsafat dan berdiri sindiri ebagai ilmu yang mandiri. Hal ini merupakan jasa dari Wilhem Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama tahun 1879 untuk menyelidiki peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental. Dengan perkembangan itu maka berubahlah psikologi yang tadinya bersifat filosofis menjadi bersifat empiris.

5. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lain
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu mempunyai hubungan dengan ilmuilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberikan gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain.
6. Metode-metode Penyelidikan Dalam Psikologi
Pada dasarnya metode penyelidikan dapat dibedakan atas dua bagian yang besar, yaitu metode longitudinal dan cross-sectional.
a. Metode Longitudinal
Metode ini membutuhkan waktu yang relative lama, penyelidikan dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan malahan mungkin tahun demi tahun. Dilihat dari segi perjalanan penyelidikan ini adalah secara vertical.
b. Metode Cross-sectional
Metode ini tidak membutuhkan waktu yang lama, dengan metode ini dalam waktu yang relative singkat dapat dikumpulkan bahan yang sangat banyak. Jadi kalau dilihat dari jalannya penyelidikan secara horizontal.

C. PENUTUP
Jelaskan bagaimana proses terjadinya tingkah laku manusia!








BAB II
MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

A. PENDAHULUAN
Bab II ini akan membahas secara rinci mengenai manusia dan lingkungannya yang berisi tentang manusia dan perkembangannya, factor endogen dan factor eksogen, dan hubungan individu dnegan lingkungannya.
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa akan dapat:
1. Menjelaskan perkembangan manusia
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
3. Menjelaskan hubungan individu dengan lingkungannya.

B. PENYAJIAN
1. Manusia dan Perkembangannya
Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk lain. Akibat dari iunsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik fisiologis maupun psikologis. Terdapat bermacam-macam factor yang menentukan dalam perkembangan manusia, masing-masing ahli mempunyai pendapat sendiri. Pendapat-pendapat tersebut menimbulkan bermacam-macam teori mengenai perkembangan manusi. Teori perkembangan manusia yang ada adalah: teori nativisme, teori empirisme, dan teori konvergensi.
2. Faktor Endogen dan Faktor Eksogen
Faktor endogen adalah factor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahirannya. Faktor endogen merupakan factor keturunan atau factor bawaan. Faktor endogen yang dibawa individu mempunyai sifat seperti orang tuanya. Faktor endogen yang dibawa individu berhubungan dengan factor kejasmanian, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut dan lain-lain. Disampin gitu individu juga mempunyai sifat pembawaan psikologi yang erat hubungannya dengan jasmani yaitu temperamen. Temperamen merupakan sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan yang terdapat dalam diri manusia. Selain itu masih ada lagi sifat-sifat pembawaan individu yang dibawa sejak lahir yaitu bakat. Bakat merupakan potensi-potensi yangberisi kemungkinan untuk berkembang ke sesuatu arah an akan bias berkembang apabila individu mengembangkannya.
Faktor eksogen merupakan factor yang dating dari luar individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungna memberikan kemungkinan-kemungkinan kepada individu, bagaimana individu mengambil kesempatan yang diberikan lingkungan tergantung kepada individu itu sendiri.


3. Hubungan Individu dengan Lingkungannya
Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan:
a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan berupa alam, misalnya musim, tanah dan sebagainya. Lingkungan yang berbeda akan memeberikan pengaruh yang berbeda.
b. Lingkungan sosisal, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana dalam lingkungan masyarakat ini ada interaksi antara individu yang satu dengan individu lain.

C. PENUTUP
Teori perkembangan manusia manakah yang paling tepat menurut saudara, berikan alasannya.










BAB III
PENGGOLONGAN PSIKOLOGI

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai penggolongan-penggolongan dalam cabang ilmu psikologi yaitu psikolgoi umu dan psikologi khusus, psikolgoi teoritis dan psikologi praktis dan sikologi empiris
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membedakan antara psikolgoi umum dengan psikolgoi khusus
2. Membedakan anara psikolgoi teoritis dan psikologi praktis
3. Menjelaskan psikologi empiris

B. PENYAJIAN
1. Psikologi Umum dan Psikologi Khusus
Dilihat dari segi obyeknya, psikologi dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:
a. Psikologi yang menyelidiki dan memepelajari manusia
b. Psikologi yang menyelidiki dan memepelajari hewan, yang umumnya disebut psikologi hewan.
Psikologi yang berobyekkan manusia dibedakan dalam dua golongan besar yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalh psikologi yang mempelajari danmenyelidiki kegiata atau aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku yang umum. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi khusus dari kativitas psikis manusia.
Psikologi khusus mencakup:
1. Psikologi perkembangan
2. Psikologi social
3. Psikologi pendidikan
4. Psikologi kepribadian
5. Psikologi kriminil
6. Psikopatologi
7. Psikologi perusahaan

2. Psikologi Teoritis dan Psikologi Praktis
Psikolgoi teoritis mempelajari gejala-gejala psikis demi gejala-gejala itu sendiri. Ilmu pengetahuan yang dipelajari adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan cara tesebut ilmu pengetahuan dikembangkan melalui penyelidikan-penyelidikan psikologi dalam laboratorium dan ruang studi, mereka tumbuh dengan pesat sebaba tidk dibebani oleh prasangka apapun. Pada akhirnya penelitian secara teoritis dan eksperimen akan mempunyai nilai praktis, sebab hasilnya bias diterapkan dalam kehidupan praktis. Psikolgoi teoritis akhirnya berkembang menjadi psikologi praktis.


3. Psikologi Empiris.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan empiris sangat mempengaruhi perkembangan psikolgoi. Psikolgoi mulai membutuhkan data konkrit sebagai hasil pengamatan sistematis dan eksperimen untuk membuktikan teori tertentu. Orang tidak mendasarkan pengetahuan atas data incidental saja, mereka memerlukan metode dan peralatan khusus untuk melakukan eksperimen dan observasi psikologis untuk memeperoleh data yang bias dipercaya. Psikolog empiris bersandar kokoh pada pengalaman, pengamatan yang sistematis dan eksperimen-eksperimen.

C. PENUTUP
Mengapa psikologi empiris sangat penting dalam perkembangan ilmu psikologi?











BABI IV
PENGINDERAAN

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas secara khusus mengenai susuna syaraf manusia, reflek, alat dria atau indera, dan pembagian dari gejala kesadaran manusia.
Setelah memepelajari baba ini mahasiswa diharapkan bias:
1. Menjelaskan susunan syaraf manusis
2. Menjelaskan terjadinya gerak reflek pada manusia
3. Menjelaskan alat-alat indera manusia
4. Menjelaskan gejala-gejala kesadaran manusia

B. PENYAJIAN
1. Susunan Saraf Manusia
Susunan saraf manusia adalah otak, semua syaraf dan sel-sel saraf di seluruh badan. Sususnan saraf terdiri dari susunan saraf sentral (yaitu otak besar dan otak kecil, sumsum perpanjangan dan sumsum tulang belakang). Dan susunan saraf periferi (yaitu semua indera dan saraf-saraf). Sususnan saraf periferi menghubungkan organ-organ pusat dengan semua bagian tubuh.
Susunan saraf terdiri dari banyak sel, sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan saraf dibedakan menjadi dua sel yaitu neurn selsaraf dan sel neuroglia atau sel penyangga saraf, masing-masing mempunyai paling sedikit dua tonjolan. Tubuh sel atau ganglion, tonjolan yang menyampaiakn perangsang-perangsang kepada sel disebut dendrite, sedang tonjolan yang melepaskan perangsang dari sel disebut neurit.
Neuron bertugas sebagi penerima dan penyampai semua perangsang, bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar menuju ke dalam, atau sentrifugal dari dalam menuju ke luar.
Otak dibagi menjadi otak besar dan otak kecil. Dalam zat putih yang ada dalam otak besar, terdapat hubungan tanggapan-tanggapan. Pada kulit otak yang berwarna kelabu, terletak kesadaran manusia. Otak kecil menjadi organ yang mengatur semua gerakan. Sumusum perpanjangan mengatur fungsi indera, sumsum tulang belakang membawa semua perangsang dari dan ke otak, dan merupakan organ dari gerak reflek.

2. Refleks
Refleks adalah raksi yang tidak disadari terhadap perangsang dan berlangsung diluar kemampuan kita. Ada refleks bersyarat dan reflek tidak bersyarat. Refleks bersyarat timbul karena pengaruh lingkungan, atau sebagai produk dari pendidikan dan latihan. Refleks tidak brsyarat merupakan refleks bawaan sejak lahir: misalnya batuk, tersedak, menelan, mengedipkan mata an lain-lain.



3. Alat Dria atau Indera
Alat dria merupakan organ yang menjadi perantara antara dunia luar dengan diri manusia. Alat dria merupakan ujung dari saraf yang khusus disusun untuk menerima sejenis perangsang tertentu. Alat dria terdiri atas satu atau beberapa stasiun penerima, dan dilengkapi dengan saraf-saraf sensoris yang menghubungkannya dengan otak, sumsum tulang belakang dan pusat pernafasan.
Ada 5 indera yang sangat penting sidebut sebagai panca indera yaitu mata, atau alat penglihatan, telinga atau alat pendengan, lidah atau organ pengecap, hidung atau organ pembau dan kulit atau alat peraba.

4. Pembagian dari Gejala Kesadaran
Lingkar kesadar adalah lausnya daerah yang bias dijangkau dengan melihat, mendengar, mengecap, men\mbau dan merasa. Titik pandang adalah satu daerah sempit yang bias dilihat secara tepat dan disadari benar. Bagian yang samara-samar, kurang jelas, tidak tepat, dan kurang disadari terletak di medan pandang. Sedang segala sesuatu yang terletak di luar medan pandang dan titik pandang, tidak kita lihat sama sekali dan tidak kita sadar yaitu medan ketidaksadaran.

C. PENUTUP
Bagaiman terjadinya kesadaran pada manusia?


BAB V
GEJALA PENGENALAN (KOGNITIF)
PERHATIAN, REPRODUKSI DAN ASOSIASI

A. PENDAHULUAN
Dalam baba ini akan dipelajari mengenai perhatian, reproduksi dan asosiasi.
Setelah tatap muka selesai diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan proses terjadinya perhatian pada manusia
2. Menjelaskan proses terjadinya reproduksi pada manusia
3. Menjelaskan proses asosiasi pada manusia

B. PENYAJIAN
1. Perhatian
Perhatian merupakan syarat psikologis dalam individu mengadakan persepsi, yang merupakan langkah awal persiapan, yaitu adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujuak kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.
Dalam perhatian ada dua peristiwa penting yaitu, selektivitas dan skema antisipasi. Selektivitas mendorong tingkah laku untuk mengkosentrasikan diri pada sekumpulan perangsang dan tidak mereaksi terhadap semua rangsangan dari luar. Skema antisipasi adalah kesiapan individu untuk setiap saat menerima dan mengarah kepada dan memepersiapkan diri untuk melaksanakan pengamatan terhadap satu obyek, atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan.
Dari timbulnya perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengna sednirirnya. Perhatian yang tidak spontas adalah perhatian yang ditimbulkan dengna sengaja, kaena harus ada kemauan untuk menimbulkannya.
Dilihat dari cakupannya perhatian dibedakan menjadi perhatian yang sempit dan perhatian yan gluas. Perhatian yang sempit adalah apabila individu pada suatu waktu hanya dapat meperhatikan sedikit obyek. Perhatian yang luas adalah apabila individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak obyek sekaligus.

2. Reproduksi dan Asosiasi
Reproduksi dari tanggapan adalah pemunculan tanggan dari keadaan di bawah sadar (tidak disadari) ke dalam keadaan disarari. Reproduksi dapat bersebab, yaitu bias disadari, disebabkan oleh adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Reproduksi juga bias muncul dengan sendirinya, tidak bersebab atau secara spontan muncul dalam kesadaran. Reproduksi juga bias didorong oleh kemauan sendiri, secara sengaja dan atas kemauan sendiri.
Asosiasi ari tanggapan adalah perkaitan dari tanggapan-tanggapan. Tanggapan mengenai benda di sekitar kita selalu terasosiasi dengan nama-nama bendanya. Tanggapan-tanggapan yang terasosiasi satu sama lain cenderung untuk saling mereproduksi.
Psikologi modern hanya mengenal hokum asosiasi yaitu hukum kontingunita bunyinya adalah tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu kontigu, bertampingan atau berbatasan satu sama lain, karena mereka timbul bersamaam atau tersusun dekat berurutan di dalam kesadaran.

C. PENUTUP
Jelaskan bagaimana perhatian spontan terjadi pada individu dan unsure apa yang mendukungnya.














BAB VI
INGATAN

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas secara rinci mengenai proses terjadinya ingatan.
Setelah elesai bab ini mahasiswa diharapkan akan dapat:
1. Menjelaskan proses terjadinya ingatan pada manusia
2. Menyebutkan komponen-komponen dari ingatan
Menjelaskan proses terjadinya kelupaan

B. PENYAJIAN
Ingatan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau. Apa yang ingat merupakan hal yang pernah dialaminya, pernah diamati. Ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami, tetapi juga termasuk kemampuan untuk menrimam menyimpan dan menimbulkan kembali.
Fungsi pertama dari ingatan adalah fungsi memasukkan, ada dua cara yaitu dengan cara tidak sengaja dan dengan cara sengaja. Kemampuan individu untuk mempersepsi berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Cepat lambatnya individu dalam memasukkan apa yang dipelajari, merupakan sifat ingatan yang berhubungan dengan kemampuan dalam memasukkan.
Fungsi kedua dari ingatan adalah kemampuan menyimpan. Bagaimana agar apa yang dipelajari atau dimasukkan dapat disimpan dengan baik, sehingga pada suatu waktu dapt ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan.
Fungsi ketiga dari ingatan adalah remembering atau kemampuan menimbulkan kembali. Dalam kemampuan ini dibedakan antara mengingat kembali dan mengenal kembali. Pada mengingat kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang di ingat tanpa ada obyek sebagi stimulus untuk dapat mengingat kembali. Sedangkan dalam mengenal kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat atau yang dipelajari dengan adanya obyek tersebut.

C. PENUTUP
Jelaskan proses terjadinya ingatan!










BAB VII
BERPIKIF

A. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa pandangan mengenai proses berpikir. Menurut kaum assosasionist menganggap berpikir sebagai suatuproses asosiasi saja. Menurut kaum fungsionalis, berpikir dikatakan sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon. Ada juga yang berpendapat bahwa berpikir merupakan kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua obyek atau lebih.
Dalam bab ini akan dipelajari mengenai cara memperoleh pengertian, isi dan luas pengertian, hambatan dalam proses brpikir, insight dan cara penarikan kesimpulan.
Setalah pertemuan selesai mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan proses berpikir manusia
2. Menjelaskan cara memperoleh pengertian
3. Menjelaskan isi pengertian
Menjelaskan luas pengertian
Menjelaskan hambatan-hambatan dalam proses berpikir
Menguraikan cara penarikan kesimpulan



B. PENYAJIAN
1. Cara Memperoleh Pengertian
Dalam proses berpikir oran gmenghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk mendapatkan pemecahan masalah. Dalam memperoleh pengertian ada dua cara yaitu pengertian yang diperileh dengan tidak sengaja dan pengertian yang diperoleh dengan sengaja.

2. Isi dan Luas Pengertian
Dalam pengertian tercakup sifat-sifat yang membentuk pengerttian tersebut. Sifat-sifat atau tanda-tanda yang membentuk pengertian disebut isi pengertian. Misalnya pengetian binatang bertuang belakang ialah binatang yang mempunyai ptulang belakang. Maka tulang belakang adalah merupakan isi dari pengertian. TYang termauk binatang yang mempunyai tulang belakang banyak sekali, misalnya lembu, kerbau, harimau dsb. Jadi semua binaytang yang mempunyai tilang belakang adalah tercakup dalam suatu pengertian di sebut luas pengertian.
Isi dan luas pengertian mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan berbanding terbalik, artinya emakin luas pengertian maka semakin kurang isinya. Sebaliknya semakin banyak isinya semakin sempit luas pengertian tersebut.



3. Hambatan Dalam Proses Berpikir
berpikir bertitik tolak pada persoalan yang dihadapi, fakta-fakta dapat dijadikan titik tolak dalam memecahkan masalah. Dalam memecahkan masalah orang sering menghadapi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain karena:
a. Data yang ada kurang sempurna
b. Data yang ada dalam keadaan confuse

4. Insight
Cepat tidaknya seseorang dalam memecahkan masalah tergantun gpada itelegensi orang tersebut. Orang memecahkan masalah dengan memakai insight adalah dengan adanya pengertian terlebih dahulu yang menuntun oran gtersbut dalam memecahkan masalah. Individu yang memecahkan masalah dengan tanpa adanya insight hanya dengan cara coba-coba saja atau dengan trial and error.

5. Cara Penarikan Kesimpulan
Tujuan berpikir adalah mencari pemecahan masalah yan gdihadapi. Berdasarkan data yang ada maka ditariklah kesimpulan sebagai pendapat akhir dari data atau pendapat yang mendahuluinya.
Ada beberapa cara penarikan kesimpulan yaitu:
a. Kesimpulan yang ditarik atas analogi
b. Kesimpulan yang ditarik atas dasar cara induktif
c. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduktif

C. PENUTUP
Jelaskan cara pemecahan amsalah dengan memakai insight


















BAB VIII
INTELEGENSI

A. PENDAHULUAN
Dab ini akan membahas mengenai pengertian dari intelegensi, factor-faktor intelegensi dan macam tes intelegensi.
Setelah pertemuan selesai mahasiswa diharapakan dapat:
1. Menyebutkan definisi dari intelegensi
2. Menyebutkan factor-faktor intelegensi
3. menjelaskan tes intelegensi

B. PENYAJIAN
Intelegensi berasal dari kata latin intelegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. William stern mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan menggunakan secara tepat segenap alat Bantu dari pikiran guna menyesuaikan diri trhadap tuntutan-tuntutan baru.
Freeman mengartikan intelegensi sebagai:
1. kemampuan menyatakan pengalaman dan menemukan situasu baru
2. Kemampuan untuk belajar
3. Kemampuan melaksanakan tugas-tugas baru yang dianggap intelektual oleh ahli psikologi
4. Kemampuan untuk berpikir abstrak
Wechler mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau keseluruhan kapasitas dari individu untuk bertingkah laku bertujuan, berpikir rasional, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara efisien.
Faktor-faktor intelegensi menurut Thorndike dengan teori multi faktor mengatakan, intelegensi tersusun dari beberapa faktor yang terdiri dari elemen-elemen dan tiap elemen terdiri dari atom-atom dan tiap atom merupakan hubugnan S-R.
Spearman dengan teori dua factor, intelegensi mengandung 2 faktor yaitu factor G (general ability) dan factor S (special ability). Burt menyatakan dalam intelegensi ada 3 faktor yaitu factor G, factor S dan factor C.
Tes intelegensi dipakai untuk mengetahui taraf intelegensi seseorang. Contoh tes intelegensi, Binet-Simon, WAIS, SPM.

C. PENUTUP
Hitunglah IQ anak yang berusia 8 tahun dan dapat menyelesaikan tes intelegensi untuk umu 10 tahun.






BAB IX
PERASAAN DAN EMOSI

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas secara rinci mengenai perasaan dan emosi manusia.
Setelah perkuliahan selesai mahasiwa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan macam-macam perasaan
2. Menjelaskan macam-macam emosi
3. Menjelaskan gejala kejasmanian
4. Menjelaskan teori-teori emosi

B. PENYAJIAN
Perasaan hati merupakan gejala psikis yang mempunyai 3 sifat kahs: obyektif, berkaitan dengan persepsi dan dialami sebagai senang, duka, gembira dengan tingkatan yang berbeda-beda. Kualitas perasaan hati selin bergantung kepada stimulus dari luar juga kepad kondisi fisik, pembawaan dan keadaan individu opada suatu waktu.
Max scheler membedakan pearasaan dalam 4 tingkat yaitu:
1. Tingkat sensoris (indrawi) berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian misalnya sakit panas, dingin, berat, harum.
2. Tingkat vital, bergantung pada kondisi fisik secara umum, hamper tak dapat dilokalisir misalnya Nyman, lelah, lemas.
3. Tingkat psikis, misalnya bahagia, senang, sedih, benci, simpati
4. Tingkat kepribadian, berkaiatn dengan penilaian diri, misalnya putus asa secara total, rasa tak berdaya, rasa aman terlindung.
Tiga pembagian afek menurut Wundt yaitu afek suka-tidak suka, afek membesarkan hati-menciutkan hati, afek ketegangan-santai.
Teori-teori emosi yaitu emosi sentral dikemukakan oleh Cannon, teori perifer dikemukakan oleh James lange dan teori kepribadian oleh J. Linchoten

C. PENUTUP
Jelaskan tentang perasaan/afek stenis dan afek astenis!












BAB X
INTELEGENSI EMOSI

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai pengertian intelegensi emosi, wilayah itelegensi emosi, perkembangan intelegensi emosi.
Setelah pertemuan seleseai mahasiwa diharapkan dapat:
1. Menerangkan pengertian intelegensi emosi
2. Menerangkan wilayah intelegensi emosi
Menerangkan factor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi emosi.

B. PENYAJIAN
1. Pengertian Intelegensi Emosi
Intelegensi emosi adalah kemampuan individu untuk:
a. Memahami, menghargai, menggunakan, mengungkapkan dan mengendalikan perasaan diri sendiri untuk mencapai tujuan
b. Memahami, mengakui, menghargai perasaan orang lain, bekerjasama dengan orang lain dan membangun hubungan produktif
c. Mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan dalam kehidupan termasuk menyesuaikan diri, bersikap mandiri, tekun dan penuh motivasi.


2. Wilayah Intelegensi Emosi
Menurut Salovey, intelegensi emosi mencakup 5 wilayah utama yaitu kesadaran diri, regulasi diri, motivasi, empati, ketrampilan social. Wilayah kedaran diri, regulasi diri dan motivasi termasuk dalam kompetensi personal, sedang wilayah empati dan ketrampilan social termasuk kompetensi social.
Bar –On menjabarkan intelegensi emosi mencakup 5 komponen pokok yaitu komponen intrapersonal, interpersonal, penyesuaian diri, manajemen stress an general mood.

3. Perkembangan Intelegensi Emosi
Intelegensi emosi berkembang sejak masa prenatal dengan membentuk jaringan saraf fan mekanisme otak. Ada 3 komponen otak yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan emosi yaitu otak bagian logika, otak bagian emosi dan neuropeptida, yaitu senyawa biokimia yang berkaitan dengan emosi.
Setelah lahir intelegensi emosi terus berkembang sejalan dengan perkembangan otak manusia. Otak manusia dibentuk oleh pengalaman, terutama pengalaman yang terjadi pada masa kanak-kanak awal. Sampai kira0kira usia 16 sampai 18 tahun, masih terjadi perkembangan otak bagian emosi yang cukup pesat. Pada masa dewasa perkembangan otak masih terus berlangsung walau tidak sepesat pada masa kanak-kanak dan remaja. Hingga mencapai puncaknya pada usia 40 tahun, usia ini disebut kematangan saat manusia telah mampu menyadari suasana hati, menangani emosi yang menyulitkan dan berempati terhadap orang lain secara baik.
C. PENUTUP
Jelaskan persamaam dan perbedaan pendapat dari salovey dan Bar-On tentang wailayah intelegensi emosi



















BAB IX
MOTIF

A. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai motif-motif yang ad pada manusia.
Setelah perkuliahan selesai mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menerangkan batasan motif
2. Menerangkan asal motif
3. Menerangkan perkembangan motif
4. Menyebutkan macam-macam motif
5. Menerangkan Kekuatan motif
6. Menerangkan konflik motif

B. PENYAJIAN
Motif adalah suatu Kekuatan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak atau berbuat sesuatu. Ada perbuatan yang tidak didorong oleh motif yaitu perbuatan yang reflekstif. Mengenai asal dan perkembangan motif sewaktu individu dilahirkan dia telah membawa dorongan-dorongan atau motif-motif tertentu, yaitu motif dasar. Degnan perkembangan individu motif dasar mengalami perubahan sesuaii dengan keadaan norma yang ada.
Macam-macam motif menurut Woodwrth & Marquis adalah motif organis, motif darurat, dan motif obyektif. Suatu mtif dikatakan kuat bila motif itu dapat mengalahkan Kekuatan motif yang lain. Motif yang lebih kuat adalah motif lapar, motif cinta kepada keturunan, kesehatan dan sek. Bila orang menghadapi beberapa macam motif yang saling bertentangan atau ada beberapa tujuan yang ingin dicapai sekaligus secara bersamaan, terjadilah konflik motif.
Ada 4 jenis konflik motif:
a. Individu menghadapi dua obyek positif
b. Individu mengahadapi 1 obyek yang mengandung nilai positif dan negative, individu harus mengambil keputusan menerima atau menolak
c. Individu mengahadapi 2 obyek negative, harus ambil salah satu
d. Individu menghadapi 2 obyek atau situasu yang sama-sama mengandung nilai positif maupun negative, individu harus ambil salah satu.
Bila individu menghadapi bermacam-macam motif sekaligus, ada beberapa kemungkinan respon yang dapat diambil yaitu pemilihan atau penolakan, kompromi dan ragu-ragu.

C. PENUTUP
Buatlah contoh konflik motif jenis situasi dimana individu menghadapi 2 pilihan yang sama-sama mengandung nilai psoitif maupun negative.




BAB XII
ALIRAN-ALIRAN MODERN DALAM PSIKOLOGI DALAM

A. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai aliran-aliran dalam psikologi dalam.
Setelah pertemuan selesai mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan psikoanalisis Freud
2. Menjelaskan psikologi individual Adler
3. Menjelaskan psikologi individual Kunkel
4. Menjelaskan psikologi analisis Jung

B. PENYAJIAN
Sigmund Freud spesialis saraf di Wina bergabung dengan murid Charcot di paris, untuk mempelajari ajaran Brener & Charcot. Brener mengatakan simtom-simtom hysteria tidak timbul karena sebab jasmaniah, tetapi oleh peristiwa emosional yang sudah dilupakan. Pembersihan kembali dapat berlangsung dengan cara mengingat kembali pengalamanlama pasien dalam pengaruh hipnosa. Charcot menyatakan gejala kelumpuhan disebabkan oleh lemahnya system saraf. Jenet mutrid Charcot menyatakan lemahnya system saraf membuat pasien tidak mampu menyandang ketegangan yang ditimbulkan oleh emosi-emosi hebat dan tak mampu menyalurkan afek-afeknya. Porses psikis yang bernuatan afek-afek kuat tadi membangun isolasi psikis sehinga mengalami disorganisasi total. Menurut Freud metode hipnotis kurang tepat harus diganti pengobatan dsecara sadar.
Dorongan seksual adalah penyebab timbulnya penyakit-penyakit neurosis. Freud membangun ajaran psikoanalisis. 1902 ajaran Freud dikembangkan oelh murid-muridnya antara lain Bleuler, Jung dan Adler &Stekel. 1910 Adler lepas dari freud mendirikan aliran psikologi individual. 1913 Jung lepas dari freud dan mendirikan aliran psikologi analitis. Menurut Freud bagian terbesar dari kehidupan psikis itu tidak disadari. Maka ajaran Freud berusaha menggali kedalaman kehidupan psikis jkarenanya ajarannya dinamakan psikologi dalam.
Adler adalah dokter dan psikiater dari wina. Banyak teori-teori Adler diterapkan di bidang pendidikan. Ajaran psikologi individualistis menyatakan bahwa kepribadian adalah totalitas tunggal yang tak dapat dibagi-bagi. Kehidupan psikis itu dinamis, mengandung unsure gerak & usaha yang terarah pada suatu tujuan. Prinsip terpenting psikologi individual adalah finalitas atau teleology. Setiap manusia memiliki LEITLINIE (garis pembimbing), yaitu rencana rahasia yang taaaaak disadari yang ingin dicapai.
Kunkel seorang dokter saraf murid Adler membedakan dua tenahga yaitu dorongan penonjolan diri dn pengabdian kepada masyarakat. Beberapa terminology yang dikemukakan Kunkel dalam psikologi individual: thermometer harga diri, appersepsi tendensius dan dressat-dressat, umfinalinalisierung, teufelkreis, klarungsprozes.
C.G. Jung psikiater di Zurich mendirikan psikologi analitis. Jiwa menurut Jung adalah totalitas semua peristiwa psikis sadar maupun tidak sadar. Ketidaksadaran adalah induk kreatif yang kekal dari kesadaran- tenaga primer bagi manusia. Jung mengemukakan tentang empat fungsi fundamental dari kesadaran, dua tipe susunan kepribadian, tipologi Jung, persona, struktur ketidaksadaran, dinamika psike, baying-bayang, proyeksi, imago, anima, animus.

C. PENUTUP
Jelaskan salah satu aliran modern dalam psikologi dalam yang anda kuasai!













BAB XIII
PSIKOLOGI KESADARAN, YANG NON INDRAWI, BEHAVIORISME DAN GESTALT
A. PENDAHULUAN
Dalam baba ini akan dibahas mengenai psikologi kesadaran, yang non indrawi, behaviorisme dan gestalt.
Setelah pertemuan selesai mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menerangkan ajaran-ajaran psikologi kesadaran non indrawi
2. Menerangkan ajaran-ajaran non indrawi
3. Menerangkan ajaran-ajaran behaviorisme
4. menerangkan ajaran-ajaran Gestalt

B. PENYAJIAN
1. Psikologi Kesadaran Non Indrawi
Tokoh pertama adalah Oswald Kulpe, dia adalah asisten Wundt, kemudian menjadi guru besar filsafat di Wurzburg, lalu mendirikan laboratorium psikologi. Dia pendidir mazhab Wurzburg, metodenya instropeksi eksperimental, terutama mempelajari proses-proses berpikir dan kemauan khususnya mengenai isi kesadaran yang non indrawi.
Tokoh kedua, Otto Selz mengembangkan karya Kulpe tentang proses berpikir Selz menyatakan:
a. Berpikir itu mempunyai tujuan
b. Cenderung menyempurnakan diri
c. Ada skema antisipasi
d. Berpikir adalah menerapkan sejumlah besar metoe-metode penyelesaian.

2. Behaviorisme
Prinsip-prinsip behaviorisme radikal: a. obyek psikologi adalah tingakh laku bukan kesadaran, b. aliran behaviorisme berorientasi pada ilmu alam, mencari elemen tingkah laku yang paling sederhana yaitu refleks.
Dua aliran behaviorisme adalah aliran psikorefleksologi di Rusia tokohnya Pavlov dan Von Bechtener dan aliran behaviorisme di AS tokoh-tokohnya Thorndike and Watson juga W. James.

3. Psikologi Gestalt
psikologi Gestalt muncul sebagai reaksi terhadap psikologi elemen. Tokohnya Ch. V. Ehrenfels. Gestalt atau totalitas adalah lebih dari suatu penjumlahan saja dari bagian-bagain. Wundt menyatakan adanya sistesis yang kreatif. Yaitu setiap gejala psikis yang majemuk adalah lebih baik dari pada penjumlahan elemen-elemen, dan memiliki sifat-sifat baru. Menurut Ehrenfes, bagi penginderaan manusia, totalitas selalu ada lebih dulu daripada bagian-bagiannya. Urutan dari elemen-elemen sampai Gestalt berstruktur.


C. PENUTUP
Buatlah contoh tentang Gestalt akustik dan optic!




















DAFTAR PUSTAKA


Atkinson, Rita L. Terjemahan Nurdjanah Taufiq-Agus Darma. 1983. Pengantar Psikologi Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga

Atkinson, Rita L. Terjemahan Nurdjanah Taufiq-Agus Darma. 1983. Pengantar Psikologi Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga

Bimo Walgito. 2001. Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi

Davidoff, LL. 1981. Introduction to psychology. International student ED. Tokyo: Mc.Graw-Hill. International Book Company

Golemen. D. 1996. Emotional Intelligence. Londodn: Blomsbury Publishing Plc.

Kartini kartono. 1996. Psikologi Umum. Bandung: PT Mandar Maju

Morgan, C.T., King, R.A. and robinson, N.M. Introduction to Psychology. Tokyo: Mc.Graw-Hill. International Book Company